Senin, 29 Juni 2009

By : Pdt. Em. Rony Gunwan S.Th - Cimone
Dasar renungan : Yoh. 19 : 28 – 30  



Syalom.
Bapak/Ibu/Saudara-i yang dikasihi Tuhan !

Ucapan”Sudah selesai” adalah ucapan yang biasanya diucapkan dengan perasaan senang atau hati yang lega/plong.

Contohnya : Seorang mahasiswa setelah dia menyelesaikan skripsinya dan setelah skripsinya selesai diuji oleh dosennya, dan dinyatakan lulus, dia berkata, “Selesailah sudah.” Dengan perasaan hati yang plong, lega dan senang.

Contoh ke dua : Seorang bapak ketika melihat rumahnya selesai dibangun, berkata, “Akhirnya selesailah sudah” dengan perasaan hati yang senang, plong, dan napas yang lega.

Contoh yang ke tiga : Bisnisman, setelah membayar lunas hutangnya dia berkata pada rekan bisnisnya, “Sudah selesai ya…terima kasih atas bantuannya.” Kalimat itu diucapkan dengan perasaan lega, senang, plong.

Walaupun ucapan Tuhan Yesus,“Sudah selesai”, diucapkan Yesus di kayu salib, dan dengan tarikan dan hembusan nafas yang terakhir, saya meyakini kata-kata itu diucapkan oleh Yesus dengan rasa senang, lega , plong. Mengapa…………….?
Sebab :



POKOK RENUNGAN :

I. YESUS MENYELESAIKAN TUGASNYA MATI DISALIB UNTUK MENEBUS DOSA MANUSIA  (Yoh. 1 : 29 ; Roma 5 : 6 – 9 )

Kita semua tahu apa artinya tugas. Kita pernah diberikan tugas oleh seseorang. Tugas itu macam-macam. Ada tugas sekolah, tugas dari orang tua, tugas kantor, tugas mengelola toko/perusahaan,tugas pelayanan gerejawi, dan sebagainya. Tapi tidak pernah kita mendengar atau diberikan tugas seperti tugas yang Yesus terima dari Allah Bapa, yaitu tugas untuk mati. Dikalangan teroris, ada tugas seperti ini, tugas mati bunuh diri. Tugas ini bukan tugas yang sebenarnya, sebab mencelakai orang lain, membinasakan orang lain, bahkan juga membunuh dirinya sendiri.

Yesus mengucapkan kalimat,”Sudah selesai” ( It has been finished/ It has been completed), tentunya kata-kata itu diucapkan tidak dengan persaan berat hati atau penyesalan tapi sebaliknya dengan perasaan senang,lega dan plong. Mengapa ?

1. Sebab Yesus sudah melakukan tugas tepat seperti yang Allah Bapa perintahkan. (Yoh. 17 : 4 )
2. Sebab tugasNya untuk mati di kayu salib untuk menyelamatkan umat yang berdosa dari kebinasaan kekal. (Yoh. 3 : 16, 36)
3. Sebab Dia akan dibangkitkan oleh Allah Bapa pada hari ke tiga sesudah kematianNya. ( Mat.16: 21)

Tugas atau misi yang diberikan pada Yesus oleh Allah Bapa adalah untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa, melalui KematianNya. Tugas yg sangat berat. Yohanes Pembaptis dalam ilham Roh Allah, berkata kepada banyak orang, dan menunjukkan jarinya mengarah kepada Yesus”Lihatlah anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1 : 29) Dalam kitab Ibrani 2 : 14 c tertulis,”…oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis, yang berkuasa atas maut.” Kematian Yesus untuk menghapus dosa dunia dan memusnahkan iblis. Apa artinya ? Dosa dihapus, Iblis dikalahkankan!!!!

Itu artinya buat kita yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan Juru Selamat kita, dosa dan bilis bukanlah menjadi hal yang menakutkan buat kita. Selain itu, dosa bukan lagi menjadi kesukaan, kesenangan, tujuan hidup kita. Pikiran kita tidak lagi dipenuhi dengan angan-angan /pikiran dosa; tapi dipenuhi oleh pikiran sorgawi, harapan sorgawi, dan langkah hidup kita berjalan dalam terang Firman Tuhan. Kita tidak lagi mau bersahabat, berrangkulan dengan dosa. Sebaliknya kita jijik dengan dosa, kita benci pada dosa. Kita suka pada kebenaran, kita suka /cinta pada Firman Tuhan.

Kata dosa baik dalam bahasa Ibrani (ASYIM) maupun bahasa Yunani (AMARTIA) berarti: Tidak tepat sasaran/melenceng; diterjemahkan dalam beberapa kata dalam bahasa Inggris sin ( berdosa ), guilt (bersalah), error (salah/keliru ) , failure ( gagal/lalai ) ,trespass ( pelanggaran )

Kematian Yesus membawa kita pada kehidupan yang tepat sasaran. Tidak lagi melenceng, tidak lagi meleset, tidak lagi error. Apa artinya ? Artinya, hidup kita sebagai umat percaya harus tepat sasaran. Apabila kita melihat dalam hidup kita arah hidup kita sudah mulai melenceng, tidak terarah/terfokus pada kehidupan iman Kristen, kita harus segera meluruskannya.

Apabila dalam rumah tangga, hubungan suami-istri sudah tidak harmonis, tiap hari bertengkar, atau saling berdiam diri, ini harus diluruskan. Jangan dibiarkan. Cari penyebabnya, perbaiki yang keliru, yang salah, yang melanggar, lalu luruskan dalam kasih Kristus. Jangan dibiarkan. Kalau dibiarkan, hidup kita semakin lama semakin jauh dari sasaran. Harus ada kemauan, harus ada ketekatan untuk meluruskannya. Jangan bersikukuh, jangan bersikeras merasa diri yang benar. Masalahnya. bukan siapa yang salah, siapa yang benar, tapi apakah kita mau memiliki keluarga yang bahagia. Kalau arahnya diluruskan, menjadi tepat sasaran maka hasilnya pasti indah. Tapi kalau tetap saja yang melenceng dibiarkan, yah Anda  bayangkan saja sendiri, apa yang bakal terjadi. Jangan salahkan Tuhan dan juga Firman Tuha. 
Zakheus adalah contoh seorang yang mau hidup tepat sasaran. Setelah dia mengenal Yesus, mata rohaninya terbuka dan dia dapat melihat siapa dirinya. Dia melihat dirinya sebagai orang yang dalam keadaan AMARTIA, tidak tepat sasaran, melenceng. Zakheus berkata pada Yesus, setengah hartaku kuberikan pada orang miskin, kalau ada yang pernah kuperas akan kukembalikan 4 kali lipat. AMARTIA nya Zakheus mungkin kekikiran dan pemerasan. Kedua hal ini dia tidak biarkan bercokol dalam hidupnya. Sebab Yesus datang padanya untuk membawa dia menjadi seorang yang hidup tepat sasaran.


Marilah kita terus menerus melihat diri kita, awasi diri kita. Kalau sudah berada dalam keadaan tidak tepat sasaran, kembalikan pada posisi yang tepat. Jangan ditunda-tunda, nanti semakin jauh dari sasaran. Ingat pada waktu Tuhan Yesus berada di atas salib berkata, "Sudah Selesai”



Begitu pula, jangan kita gentar pada iblis dan kuasanya. Orang kristiani jangan takut disantet, diteluk, diguna-guna dan penampakan iblis-  jika memang itu bisa terjadi. Kekuatiran dan ketakutan pada hal-hal tersebut, menunjukkan, orang itu tidak meyakini bahwa kuasa iblis sudah dikalahkan Yesus melalui kematianNya di kayu salib dan kuasa kebangkitanNya. Perkataan Yesus "sudah selesai" itu harus dimengerti dan diimani bahwa kuasa iblis sudah dikalahkan Yesus secara total. Rasul Petrus dengan tegas menulis, "Lawanlah iblis dengan iman yang teguh" ( I Pet. 5 : 9 ) Iblis dilawan bukan hanya dengan doa yang panjang-panjang atau dengan puasa berhari-hari, tapi dengan iman yang teguh. Mengimani bahwa Yesus telah mengalahkan iblis dengan segala kuasanya; Mengimani bahwa Yesus telah memberi kuasa pada umatnya untuk mengusir iblis/setan dan pekerjaannya( Mark. 16 : 17 - 18 ); Mengimani perlindungan, penyertaan dan pertolongan Tuhan Yesus adalah "ya" dan " amin".

II. YESUS SUDAH MENYELESAI KAN TUGAS PANGGILAN
( Yoh. 17 : 4 ; Kis. 20 : 24)

Pada saat Yohanes Pembaptis berada di penjara, dia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus “Apakah Yesus itu sang Mesias Juru Selamat yang dijanjikan oleh Allah Bapa atau bukan ? " Yesus menjawab,” Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes Pembaptis apa yang kamu dengar dan kamu lihat. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan,orang kusta menjadi tahir/sembuh,orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, kepada orang miskin diberitakan kabar baik." ( Mat. 11 : 3- 5 ) Inilah tugas/misi yang kedua diberikan Allah Bapak pada Yesus, yaitu mempedulikan sesama, melakukan tugas kemanusiaan. Menolong orang yang menderita. Mengasihi sesama seperti diri sendiri. Inilah yang harus diketahui oleh Yohanes Pembaptis dan murid-muridnya.

Kalau Tuhan Yesus mengatakan “Sudah selesai”, maksudnya, tugas Yesus penyelamatan manusia melalui salib dan melakukan tugas kemanusiaan selama Dia berada di dunia telah selesai. Yesus harus kembali ke Sorga, dan tugas penyelamatan dan kemanusiaan itu di dunia diberikan kepada umat tebusannya, umat percaya, Saudara dan saya.

Sebelum Yesus naik ke Sorga Dia memberikan dua pesan yang sangat penting kepada para muridNya :


1. Jadikan semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh.- Bebas dari dosa.
2. Ajarlah mereka melakukan segala yang Kuperintahkan kepadamu”
 

Mengasihi Allah dengan sepenuh hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.

Kita semua mempunyai tugas yang sangat penting. Tugas inilah yang menjadi tujuan utama hidup orang percaya. Segala cita-cita, harapan, tujuan hidup duniawi kita terkait dengan tujuan utama ini. Kepandaian, kekayaan, keluarga dan hidup yang kita miliki, menjadi alat untuk menjalankan tugas agung dari Tuhan Yesus ini. Kita akan menjadi Kristen yang gagal, apabila tugas agung ini tidak menjadi prioritas dalam hidup kita. Kita harus perduli pada pelayanan penginjilan dan pelayanan kemanusiaan. Kalau Rasul Paulus mengatakan “Celakalah jika aku tidak memberitakan Injil.”,( I Kor. 9:16 c) ini sebagai warning buat orang kristen yang careless pada penginjilan. Kalau Tuhan Yesus menjelaskan mengenai penghakiman terakhir pada saat Dia datang yang ke dua kalinya, yang dipakai sebagai ukuran layak atau tidaknya seseorang masuk ke dalam kerajaanNya adalah pelayanan kemanusiaan kita/ keperduliaan kita terhadap orang yang menderita. (Matius 25 : 31 – 46 )

Mat. 25 : 45 Aku berkata kepadamu sesungguhnya segala sesuatu yang kamu tidak lakukan untuk salah seorang yang yang paling hina ini kamu tidak melakukannya juga kepadaKu. Mereka akan masuk dalam penderitaan yang kekal,

Perumpamaan :

Ada sebuah cerita : Ada seorang nenek yang sakit berat, lalu dirawat di rumah sakit. Semua dokter menyatkan bahwa umurnya tidak lama lagi. Penyakitnya tidak bisa disembuhkan sudah terlalu parah. Si nenek mengangis minta belas kasihan Tuhan supaya diber kesempatan hidup untk beberapa tahun lagi. Ketika di tidur, dia bermimpi didatangi malaikat. Malaikat mengatakan bahwa Tuhan akan memperpanjang umurnya 20 tahun lagi, dengan syarat selama hidupnya dia harus melayani Tuhan. Sebab nenek ini selama hidupnya tidak perduli terhadap pelayanan. Nenek terbangun. Sang nenek dengan perasaan sukacita. Dan ternyata dia merasa tidak sakit lagi, dan dokter menyatakan dia sembuh dan boleh pulang. Si nenek pulang. Menyadari bahwa hidupnya masih 20 tahun lagi maka si nenek berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Dia ingin kelihatan muda. Lalu dia pergi kedokter bedah plastic. Wajahnya di remejakan dengan bedah plastik. Sejak itu dia selalu menghias diri ke salon. Sehari-harian wajahnya yang dipoles, maklum orang kaya. Wajahnya memang menjadi cantik seperti gasis 20 tahunan. Tapi apa yang terjadi kemudian. Setelah keluar dari salon, dia menyebrang untuk mengambil mobilnya yang diparkirnya diseberang jalan. Pada saat dia menyebrang tanpa dia sadari sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya. Matilah si nenek itu Sampai di Sorga si nenek protes kepada malaikat. "Hai malaikat, katamu umur saya diperpanjang sampai 20 tahun. Buktinya sekarang saya di sini." Malaikat menjawab :”Maaf ya…nona cantik saya belum pernah bertemu dengan nona.”

Kisah ini mengingatkan kita, jangan tidak perduli dengan pelayanan. Kalau Tuhan masih memberikan umur panjang pada kita, supaya kita jadi berkat untuk orang lain, berguna untuk orang lain, terlebih lagi berguna untuk keselamatan jiwa-jiwa. Hidup bukan hanya untuk diri kita sendiri.

PENUTUP

Ucapan Tuhan Yesus di atas kayu salib”Sudah selesai” , mengingatkan kita bahwa, dosa kita sudah dihapus oleh Tuhan Yesus. Kita tidak perlu lagi takut soal dosa turunan atau warisan. Dosa tidak lagi jadi pikiran dan angan-angan kita. Hidup kita harus tepat sasaran seperti yang Tuhan inginkan.

“Sudah Selesai” yang diucapkan Yesus, berarti tugas penyelamatan jiwa-jiwa dan pelayanan kemanusiaan sudah diberikan pada kita. Bukan tugas Yesus lagi. Yesus di sorga hanya mengamati kita, apa yang kita perbuat di dunia ini. Dan pada waktu kedatanganNya yang kedua kali, hasil pengamatanNya pada kita itulah yang jadi ukuran. Kita menjadi umat yang layak atau tidak untuk mendapatkan kemuliaan di sorga.

A M I N